Saturday, October 2, 2010
Halo!
Ya, halo juga untuk kamu di sana!
Sebuah kata yang sederhana, halo!
Namun melalui kata ini kita terhubung
Untuk beberapa detik, untuk beberapa saat.
Halo!
Sebuah kata sederhana
Dimana kita bertemu untuk sejenak mata
Menyadari keberadaan satu sama lain
Menghubungkan kita yang berbeda
Berada di tempat yang sama
Berada di dunia yang sama
Setara…
Aku rindu ‘halo’-ku untukmu
Hanya itu yang membuatku kelu dan lesu
Karena belum kukeluarkan ‘halo’-ku ini untukmu
Hanya halo
Hanya untuk mengingatkanmu bahwa aku mengingatmu
Hanya untuk mengingatkan bahwa setidaknya ada satu yang selalu memikirkanmu
Panggil aku gila
Tapi tidak bisa memberi hal sesederhana ini memang membuat gila
Ini hanya curahan semata,
Sedikit tumpahan karena tidak ada ‘halo’ yang membuatku terkikik
Yang membuat darah melawan gravitasi dengan merayap ke wajahku
Halo!
Seandainya bisa dengan mudah aku mengirim burung dara untuk menyampaikan ‘halo’-ku
Tetapi hari ini hujan, burung dara tidak bisa terbang saat badai
Dan aku lupa menitipkan halo untukmu pada awan yang berwisata hari ini
Padahal hari ini tukang pos bernama hujan datang berkunjung menemui semuanya
Aku rindu akan kata ‘halo’ itu
Kata sederhana yang menyatukan untuk sejenak
Kata sederhana yang menghubungkan untuk sekejap
Kata sederhana yang mempertemukan mimpiku yang melayang tinggi dengan dirimu yang berdiri tegak di tanah…
Halo!
Thursday, July 29, 2010
Tawa, canda, sedih
Tangis, darah, air mata
Rangkaian kata beruntai di benak kosong
Menari dan mengungkit luka-luka lama yang tak berujung
Semua yang tak pasti
Menusuk, menghujam, membunuh
Mampus
Hanya satu kata, yang mampu menggambarkan semua
Tanpa jerat puisi, tanpa indah seni
Hanya berkata, hanya mencela
Dari mulut durhaka
Jahanam
Hanya itu
Singkat, terlalu singkat
Tidak tergambar, terlalu abstrak
Hanya abstraksi emosi yang tergelayut rendah menyentuh tanah
Hanya variasi rasa yang tak terdefinisi
Sendirian,
Itu salahmu
Salahmu dan kebodohanmu
Pintu telah terbuka
Kenapa dibiarkan berkarat?
Aku tidak tahu, aku tidak tahu
Aku hanya tahu satu
Aku ingin mati, aku tidak ingin mati
Aku ingin hidup, aku jenuh hidup
Aku bingung
Aku ingin dipeluk
Mati saja kau
Aku mau, aku belum mau
Aku takut
Tidak ada yang peduli
Aku mau menangis
Tapi air mata sedang pergi bertamasya
Adakah kau di sisiku?
Hanya untuk melukaimu
Aku ingin dia
Jangan mengharap lebih, Jalang
Bukan, aku hanya takut
Tidakkah kau melihat itu?
Hanya kau dan kebodohanmu, itu saja
Kalau begitu, bunuhlah aku
Aku tidak sudi, aku tidak peduli
Ini semua salahmu
Bukan, aku ingin dikatakan tidak bersalah
Tetapi apa kesalahanku?
Terlalu banyak, tidak cukup waktu untuk menyebutkan
Aku takut, aku bingung
Berpenganglah!
Pada apa? Aku hanya punya diriku
Mana aku tahu, itu bukan urusanku
Kau kejam!
Aku adalah kamu
Mati saja kau!
Ayo mati bersama
Kau pikir kau siapa??
Kau tuli? Aku adalah kau
Bukan
Iya
Bukan
Iya
Berarti aku gila?
Bukan
Tapi?
Hanya manusiawi
Aku bukan manusia
Aku juga bukan
Aku kucing
Aku anjing
Kita adalah satu
Kau gelap
Kau terang
Kau hitam
Kau putih
Kita adalah abu-abu
hanya sebuah kata
katamu, katanya
hanya sebuah nama
namamu, namanya
hanya rangkain huruf
hurufmu, hurufnya
namun mengapa ini semua menjadi perkara?
aku yang hilang, aku terbawa badai
badan rentan dan hilang
hanya karena sebuah
sebuah nama
sebuah kata
namamu, namanya
katamu, katanya
kau mencibir, dia berpaling
aku menatap, aku meratap
aku berharap
seharusnya aku tahu
hanya sekali, tidak akan pernah sama sekali
kamu, dirinya
kalian berbeda
kalian tidak sama
aku hanyalah terlalu biasa
hanya satu dari sekian sisa
kalian tidak sama
kalian berbeda
di sebelah mata, tinggi di langit
lepas di sela, tidak teraih
kau, dirinya
kamu, dirinya